Read more
DAN BERBAGAI MANFAATNYA
UNTUK PERTANIAN
1. Budidaya Tanaman
Musim atau kondisi iklim di suatu daerah merupakan faktor utama yang menyebabkan diversifikasi jenis tanaman. Misalnya, buah strawberry umumnya ditanam di daerah pegunungan yang beriklim sejuk, sehingga tentunya tidak akan dapat tumbuh dengan baik di iklim panas.
Nah, manfaat green house yang pertama tentu saja sebagai tempat untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman, termasuk jenis tanaman yang mungkin kurang cocok dikembangkan pada kondisi iklim lokal.
Hal tersebut dimungkinkan dengan memanfaatkan sistem ventilasi dan bahan bangunan green house yang relatif mudah untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman.
Dengan demikian, para petani dapat mengatur sendiri kapan waktunya bagi mereka untuk menanam atau memanen hasil tanaman tertentu sekaligus mengurangi tingkat diversifikasi tanaman antar daerah.
2. Tempat Serbaguna di Bidang Agrikultur
Proses menanam suatu tanaman bisa dikatakan cukup panjang dan terkadang membutuhkan berbagai perlengkapan dan peralatan berkebun, seperti sekop, selang air, pupuk, dan lain-lain.
Green house pada umumnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat budidaya tanaman, melainkan juga tempat serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk menyimpan berbagai perlengkapan dan peralatan berkebun yang kamu miliki.
Hal ini tentunya akan memudahkan kamu dalam mencari dan mengambil perlengkapan serta peralatan saat dibutuhkan. Praktis bukan?
3. Mendukung Pertumbuhan Tanaman
Ketiga, manfaat green house bagi tanaman adalah menciptakan lingkungan dan kondisi iklim yang kondusif untuk mendukung proses pertumbuhan tanaman.
Suatu tanaman umumnya dapat tumbuh di lingkungan yang hangat dan lembab. Oleh sebab itu, menjaga bibit tanaman di lingkungan tumbuh yang hangat akan mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
Green house dapat mengamankan jumlah panas dari paparan sinar matahari dan uap air untuk menjaga lingkungan tetap hangat sekaligus mempertahankan tingkat kelembaban di dalam ruang kaca.
4. Melindungi Tanaman
Selain mendukung pertumbuhan tanaman, green house juga dapat melindungi risiko terhadap berbagai macam permasalahan yang mungkin timbul apabila tanaman kamu dibudidayakan di alam luar.
Berbagai permasalahan tersebut meliputi pergantian cuaca yang ekstrim, tingginya curah hujan, dan serangan hama musiman yang dapat merusak kualitas tanaman, misalnya ulat tenda, belalang, tungau laba-laba, dan lain-lain.
Green house umumnya di desain secara khusus menggunakan bahan yang anti-serangga, dan tentunya cukup teduh untuk melindungi tanaman dari perubahan iklim. Hal ini memungkinkan tanaman yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi.
5. Meredakan Stres
Tak hanya bagi tanaman, ternyata green house juga membawa manfaat yang luar biasa bagi para pekerja maupun pengunjung.
Penelitian menunjukkan bahwa berada di luar ruangan dan menyatu dengan alam merupakan salah satu metode yang cukup efektif untuk melepaskan diri dari berbagai macam tekanan, stres, maupun depresi yang sedang kamu alami.
Lebih lanjut, penelitian lain juga menyebutkan bahwa green house memiliki pencahayaan yang baik dan tersebar di seluruh penjuru ruangan, sehingga sangat baik dalam mengurangi Seasonal Affective Disorder (SAD) dengan cara mengembalikan semangat kamu saat mulai merasa sedih.
Jenis-jenis Green House
Di era modern, terdapat berbagai jenis green house yang pemilihan penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Berikut ini adalah beberapa jenis green house yang dapat dijadikan referensi:
Tunnel
Pertama, ada jenis green house berbentuk tunnel yang sering kita jumpai di daerah dataran tinggi atau perbukitan.
Sesuai namanya green house minimalis ini memiliki bagian atap dan dinding yang menyatu dan melengkung berbentuk setengah lingkaran yang memanjang hingga menyerupai terowongan. Green house ini nantinya akan diletakkan tepat di atas tanaman yang tumbuh di luar ruangan (outdoor).
Green house jenis tunnel ini sangat cocok untuk diterapkan di wilayah beriklim subtropis. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan umumnya adalah sayur dan buah-buahan.
Hoophouse
Perbedaan green house jenis hoophouse dan tunnel terletak pada kerangka hoophouse yang lebih tinggi hingga menyerupai rumah.
Meski demikian, baik hoophouse maupun tunnel sama-sama cocok untuk budidaya tanaman berskala kecil, yakni tanaman yang dapat diletakkan di tanah secara langsung. Selain itu, keduanya juga dapat menjadi solusi apabila lahan kamu tidak terlalu besar.
Pembuatan green house jenis hoophouse ini cukup sederhana dan bahannya pun bisa menggunakan plastik penutup yang tebal, sehingga cocok untuk iklim subtropis dan tropis serta tentunya lebih hemat biaya.
Piggyback
Jika dua jenis green house sebelumnya cocok untuk budidaya tanaman yang ditanam di tanah secara langsung, maka jenis green house piggyback ini memungkinkan bagi jenis tanaman yang ditanam di tanah maupun pot.
Pada dasarnya, green house dengan jenis piggyback ini sangat cocok untuk daerah tropis sebab bentuk rumahnya memiliki ventilasi transparan pada bagian atap dan dinding.
Bahkan, biasanya bagian atap akan dibiarkan terbuka sedikit sebagai ventilasi utama yang bertujuan untuk memungkinkan terjadinya pertukaran udara serta menjaga kelembaban di dalam green house.
Green house jenis ini sangat cocok untuk jenis lahan yang besar dan luas, namun tak banyak angin lewat.
Multispan
Berikutnya, ada green house multispan yang banyak digunakan di dataran tinggi dengan lahan pertanian yang luas dan besar. Jenis green house yang satu ini merupakan perpaduan antara tunnel dan piggyback.
Hal tersebut tampak dari bentuk atap yang terbuat dari penutup kaca plastik tembus pandang dan menyerupai jenis tunnel sementara bagian dindingnya mirip dengan jenis piggyback, lengkap dengan model transparan yang unik.
Jenis green house ini banyak dipilih lantaran dinilai ergonomis untuk budidaya pertanian.
Shadehouse
Jenis green house yang satu ini memiliki ciri khas berupa desain bangunan yang semi terbuka sehingga cocok untuk jenis tanaman yang menyukai sinar matahari. Tak hanya itu, pembuatannya juga tidak banyak memakan biaya sehingga cocok bagi petani pemula.
Umumnya, green house jenis shadehouse ini menggunakan jaring, kain, atau bilah kayu pada bagian atap untuk menciptakan kesan teduh namun bagian dindingnya dibiarkan terbuka.
Inisiatif Wakaf Pertanian
untuk Kedaulatan Pangan
Usaha rintisan yang bergerak di sektor pertanian Goolive Indonesia menginisiasi proyek wakaf pertanian. Inisiatif Goolive dengan nama Wakaf Tani tersebut bertujuan mendorong pencapaian kedaulatan pangan yang berkelanjutan. Wakaf Tani muncul dari keprihatinan atas ribuan aset wakaf yang menganggur dan tidak produktif.
Founder Yayasan Wakaf Tani Abadi, Muhammad Rifai Gurning, yang juga CEO Goolive Indonesia menjelaskan, Wakaf Tani akan berperan sebagai nazir wakaf yang memiliki visi global. Inisiatif tersebut bertujuan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia melalui produktivitas dan pemeliharaan aset pertanian.
"Salah satu misinya adalah membebaskan lahan pertanian yang ke depannya akan dikelola dan diproduktifkan secara berkelanjutan," kata Rifai, pekan lalu.
Melalui dana wakaf yang terhimpun, Wakaf Tani akan mengembangkan proyek agrowisata, peternakan domba, dan perkebunan melon. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh petani, tapi masyarakat sekitar area proyek.
Peluncuran Wakaf Tani telah dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Hari Pahlawan. Hal ini diharapkan dapat semakin meningkatkan semangat juang untuk menjaga kedaulatan sektor pertanian Indonesia. Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI), total tanah wakaf di Indonesia mencapai 420 ribu hektare. Akan tetapi, dari jumlah aset tersebut, hanya sekitar 10 persen saja yang baru dimanfaatkan dan dikelola.
Artinya, terdapat 378 ribu hektare tanah wakaf yang masih menganggur. Asumsinya, jika harga tanah satu meter persegi adalah Rp 500 ribu, nilai tanah wakaf yang menganggur sebesar Rp 1.890 triliun.
Aset tanah wakaf dinilai memiliki peluang besar untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui pengembangan sektor pertanian. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menilai, era baru perwakafan di bidang pertanian sangat bisa diwujudkan.
"Wakaf adalah sarana bagi umat Islam untuk mendapatkan amalan jariyah dan hal ini juga bisa disinergikan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya di bidang pertanian," kata Emil.
Menurut Emil, semakin banyak pilihan untuk beramal, semakin banyak pula pemberdayaan ekonomi yang dapat dilakukan. Dia menilai, kehadiran Wakaf Tani di Jawa Timur dapat memberikan ruang beramal sekaligus memajukan pertanian di daerah tersebut.
Sebelumnya, inisiatif wakaf hijau juga diluncurkan oleh Waqf Center for Indonesian Development and Studies (WaCIDS). Gerakan wakaf hijau tersebut berupaya memperbaiki 14 juta hektare lahan kritis di Indonesia. Inisiator Green Waqf Muhaimin Iqbal mengungkapkan, salah satu cara untuk memulihkan lahan kritis tersebut adalah dengan kekuatan wakaf.
Muhaimin mengatakan, kesadaran untuk memulihkan lahan kritis tersebut bermula ketika Pemerintah Arab Saudi menggaungkan undangan untuk menanam 10 miliar pohon di negara tersebut dan 50 miliar pohon di jazirah Arab. Muhaimin yang juga merupakan Komisaris iGrow merespons hal tersebut dan menyatakan komitmen untuk mendukung gerakan penghijauan itu.